Dalih Peduli Wong Cilik Walikota Tetap Ijinkan Mikrolet Terobos Satu Jalur!!

 


KabarDunia.com – MALANG | Kebijakan jalur satu arah, sepanjang kawasan Jalan Mayjend Panjaitan, MT Haryono, Gajayana hingga Jalan Veteran, dipastikan tak berlaku bagi mikrolet (angkutan kota). Atas pertimbangan peduli wong cilik, Wali Kota Malang, H Moch Anton mengabulkan permintaan para sopir mikrolet yang berharap jalur trayeknya tak diutak-atik.


Meski riskan, karena berisiko dan bertentangan dengan skema yang telah dirumuskan Forum Lalu Lintas, Abah Anton akhirnya melunak usai berdiskusi langsung dengan perwakilan paguyuban mikrolet di Ruang Sidang Balaikota, siang kemarin.


‘’Kami sudah commit (commitment, Red.) untuk peduli wong cilik. Intinya tidak mau memberatkan masyarakat. Yang penting, semua pihak senang dan tetap bisa mengurai kemacetan di kawasan tersebut,’’ ungkap pria yang baru 10 hari menjabat Wali Kota Malang itu.


Konsekuensinya, pihak Pemkot nantinya harus menyiapkan infrastruktur penunjang, selain menerapkan rekayasa lalu lintas cadangan. ‘’Lebih baik kami yang anggarkan median jalan dan lain-lainnya. Juga harus ada kesepakatan (dengan para sopir mikrolet). Misalnya tidak boleh saling menyalip dan ada jarak jeda waktu antara satu mikrolet dengan mikrolet lainnya. Nanti juga dibuat halte-halte khusus,’’ imbuh Anton.


Rencananya, kebijakan ini sudah mulai diterapkan dua pekan mendatang. Selama dua minggu ke depan, Pemkot Malang melalui Forum Lalu Lintas akan mematangkan sistem rekayasa lalin terkait. Nantinya, jalur satu arah sepanjang kawasan Betek-Dinoyo-Sumbersari tersebut, hanya berlaku untuk kendaraan plat hitam alias kendaraan pribadi.
Sebelumnya, sempat muncul perdebatan dalam forum bersama sopir mikrolet di ruang sidang, kemarin. Sekalipun pihak Polres Malang Kota dan Dinas Perhubungan (Dishub) sudah memaparkan segala risiko dan menawarkan alternatif, para sopir mikrolet tetap bersikukuh berharap rute trayeknya tak diubah.


Mereka khawatir, kebijakan itu justru menjadi boomerang pada prakteknya di lapangan. ‘’Pada prinsipnya, kami menyetujui wacana Pemkot Malang. Tapi, hal ini bisa memicu konflik antar sesama sopir mikrolet namun beda trayek. Karena jalurnya sekarang jadi sama dan kami harus bersaing,’’ ujar Ketua Paguyuban ADL, Arifin Sarido.
Hal senada diamini Ali Kosim. Ketua Paguyuban GL itu berharap Pemkot bijak menerapkan aturan mengurai kemacetan namun tidak rawan keributan.


‘’Tentu kami sangat mendukung program mengatasi kemacetan di Kota Malang. Tapi, kalau bisa trayek tetap saja. Supaya tidak ada keributan diantara sopir mikrolet karena sama-sama cari rejeki,’’ tukasnya.
Kasatlantas Polres Malang kota, AKP Erwin Aras Genda lantas mengingatkan potensi bahaya bila jalur satu arah tidak diberlakukan secara penuh.


‘’Nanti ini akan rawan laka (kecelakaan). Karena di satu sisi pengguna jalan menganggap satu arah, namun ada mikrolet yang berjalan dua arah. Laka bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja. Benar-benar perlu komitmen bersama,’’ bebernya memperingatkan.


Erwin meminta para pengemudi mikrolet tertib mentaati peraturan lalin yang nanti diterapkan. Termasuk membatasi kecepatan, tidak saling salip hingga pengaturan radius jalan dan pemberhentian. ‘’Survei membuktikan, hanya 25 persen saja pengguna jalan yang mentaati aturan. Ini harus diperbaiki,’’ timpalnya.


Sedikitnya ada tujuh line mikrolet yang melewati kawasan Jalan Soekarno-Hatta, Jalan DI Panjaitan dan Jalan MT Haryono. Mulai dari JDM, AL, GL, LG, CKL, ADL dan LDG. Pihak Pemkot mewacanakan jalur satu arah di sepanjang kawasan tersebut karena pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Malang kian pesat.


Sepanjang Januari hingga Agustus tahun ini, tercatat ada penambahan 25 ribu kendaraan roda dua dan 4.500 kendaraan roda empat di Kota Malang. Bila dikalkulasikan selama lima tahun terakhir, maka ada 175 ribu sepeda motor dan 20 ribu mobil yang memadati Kota Pendidikan ini.



Dalih Peduli Wong Cilik Walikota Tetap Ijinkan Mikrolet Terobos Satu Jalur!!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More