Prem Watsa
KOMPAS.com — CEO Fairfax Financial Holdings, Prem Watsa, yakin bahwa konsorsium yang dipimpinnya dapat menemukan pinjaman dana untuk membeli BlackBerry sebesar 4,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 54 triliun.
“Kami tidak akan menempatkan nama kami sebagai pemimpin konsorsium jika tidak merasa yakin akan mampu membiayainya,” kata Watsa seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/9/2013).
Dalam tawarannya, konsorsium ini akan mengakuisisi uang tunai atas seluruh saham yang beredar di BlackBerry, tetapi tidak termasuk saham milik Fairfax. Para pemegang saham ditawarkan 9 dollar AS secara tunai untuk setiap lembar saham yang mereka miliki.
Jika BlackBerry menyetujui tawaran ini, maka perusahaan yang berdiri pada 1984 itu bakal kembali jadi perusahaan privat dan angkat kaki dari bursa saham. Menurut Watsa, BlackBerry lebih baik jadi perusaha privat agar terlepas dari perhatian publik.
“BlackBerry adalah salah satu kisah kesuksesan besar Kanada,” tutur Watsa. Ia menyadari saat ini BlackBerry sedang berada dalam masa sulit, tetapi mereka memiliki keyakinan akan meraih sukses lagi. “Kami menempatkan konsorsium ini secara bersama-sama untuk memastikan apa yang akan terjadi,” tambahnya.
Namun, Watsa enggan menyebutkan siapa atau perusahaan apa saja yang tergabung dalam konsorsiumnya. Ia juga tak menjawab pertanyaan Reuters tentang jaminan pinjaman dana.
Fairfax memiliki 10 persen saham di BlackBerry, yang juga pemilik saham mayoritas. Sementara Watsa, sering disebut sebagai Warren Buffett-nya Kanada, karena ia sukses dalam berinvestasi.
Tawaran dari konsorsium yang dipimpin Fairfax belum mencapai final. BlackBerry masih diberi kesempatan hingga 4 November 2013 untuk berpikir dan bernegosiasi dengan pihak lain yang mengajukan tawaran berbeda.
Pihak lain yang dikabarkan akan mengajukan penawaran terhadap BlackBerry adalah Mike Lazaridis, yang tak lain adalah pendiri dan mantan CEO BlackBerry. The New York Times melaporkan, Lazaridis mengulurkan tangan kepada Blackstone Group dan Carlyle Group untuk menyusun tawaran tersebut.
Pemegang Saham Terbesar Yakin Bisa Beli BlackBerry