DARI Yogyakarta, kita mengenal nasi gudeg dengan rasa manis dan deretan lauk penyertanya. Kuliner khas betawi juga memiliki nasi ulam dengan rasa manis dan berempah.
Nasi ulam adalah nasi matang yang diberi bumbu kacang, terdiri dari kacang tanah dan kelapa sangrai. Nasi disajikan bersama bihun goreng, ketimun, kerupuk, emping, taburan bawang goreng, aneka lauk, kuah semur, dan sambal kacang.
Aneka lauk yang bisa Anda pilih, di antaranya tempe bacem, tahu bacem, perkedel kentang, telur bacem, telur dadar, dan khasnya yaitu dendeng sapi yang manis. Di Rumah Makan Nasi Ulam Misjaya, lauk tahu, tempe, dan telur bacem dimasak semur dengan bumbu khas, di antaranya lada, ketumbar, jahe, lengkuas, dan kecap manis,s edikit gula merah dan bumbu lainnya dengan api kecil selama enam jam.
“Manisnya dari kecap manis biar terasa lebih gurih, kalau gula merahnya yang banyak semur bisa terasa asam,” kata Misjaya, pemilik Nasi Ulam Misjaya, saat ditemui di Dapuraya Pasaraya, Blok M, Jakarta, Kamis (7/3/2013).
Lauk yang telah masak tersebut dipisahkan dari kuahnya. Kuah ini yang kemudian disiramkan ke atas nasi ulam saat disajikan sehingga nasi ulam yang berempah tadi terasa manis dan semakin gurih.
Nasi Ulam Toasebio milik Misjaya termasuk legendaris. Awalnya, nasi ulam dijajakan dengan cara dipikul pada 1964. Sembari terus menjajakan jualannya, Misjaya terus pula meracik bumbu nasi ulam hingga mendapatkan bumbu spesial. Di tahun yang sama, ketenaran nasi ulam racikannya semakin banyak digemari hingga akhirnya dia mampu membuka warung di Toasebio, tepatnya di Jalan Kemenangan III, Petak 9.
Nasi ulam ini kerap kali ikut festival kuliner Nusantara yang diadakan oleh Kelanarasa. Dan, kini Nasi Ulam Toasebio hadir di Festival Makanan Enak-Enak 2 di Dapuraya, Pasaraya, Jakarta Selatan, dari 8-12 Maret mendatang. Menu ini ditawarkan berkisar Rp25 ribu-Rp35 ribu, tergantung jenis lauk yang dipilih.
Nasi Ulam Toasebio, Legendanya Kuliner Betawi
