Maskapai penerbangan Lion Air, kembali menggebrak dunia penerbangan dunia. Setelah membeli Boeing, Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana dan Presiden serta CEO Airbus Fabrice Bregier menandatangani surat pembelian Lion Air kepada 234 pesawat Airbus jenis A320 di Istana Elysee di Paris, Prancis, Senin (18/3).
Lion Air resmi beli 234 pesawat baru jenis Airbus A320 yang terdiri 109 pesawat A320neo, 65 A321neo, & 60 A320ceo. Dalam mereka akan mengeluarkan dana sebesar USD 24 miliar (Rp 233 triliun). Padahal, Tahun 2011 lalu, Lion Air telah mengumumkan pembelian 201 pesawat Boeing yang nilainya USD 22 miliar (Rp 214 triliun).
Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana seperti yang dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, mengatakan pembelian ini akan membantu Lion Air untuk menghemat ongkos bahan bakar dan terus menawarkan tarif yang murah di regional Asia.
Perjanjian ini, kata dia, sebagai tanda bahwa Lion Air akan tetap melanjutkan aksi ekspansi untuk maskapai yang paling moderen dan paling ahli di seluruh dunia.
Akhir 2012, bos maskapai murah Lion Air ini sukses menapaki posisi ke-33 dalam daftar Forbes dengan kekayaan USD 900 juta. Kekayaannya tersebut bertambah USD 320 juta dalam setahun.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan pembelian ini sebagai cara Lion Air untuk terbang ke Eropa. Selama ini, maskapai yang mengklaim sebagai layanan tarif murah belum mendapatkan sertifikasi terbang ke Benua Biru.
Dia mengatakan di dunia maskapai atau bisnis, sudah biasa dana yang digunakan untuk membeli pesawat bisa dari kredit, atau malahan pesawat yang baru tersebut di jual ke leasing dan nantinya pesawat tersebut disewa maskapai tersebut atau nantinya disewakan.
“Lion Air juga punya kas internal, dan mereka bisa menjual pesawat yang sudah tua, dan dananya bisa digunakan membeli pesawat baru tersebut,” katanya.
Dia menegaskan di bisnis penerbangan saat ini, untuk meraih kepercayaan pelanggan adalah pengoperasian pesawat anyar. “Penumpang cenderung ingin menggunakan pesawat baru,” ungkapnya.
Dirinya menilai, langkah Lion Air membeli Airbus sebagai cara perseroan meraih pasar Asia Timur, bukan ingin menguasai Asia Tenggara. “Mereka membidik pasar yang lain selain Indonesia, dan regional,” ungkapnya.
Presiden dan CEO Airbus Fabrice Bregier mengatakan bahwa perjanjian ini merupakan perjanjian pertama kali dengan Lion Air. “Berita ini akan menggarisbawahi posisi keluarga A320 untuk memimpin kelasnya. Maskapai jenis itu juga menarik perhatian pelanggan baru yang berminat untuk menikmati kecanggihan mesin yang baru ini. Kami ingin Lion Air menjadi operator mayoritas Airbus,” ujarnya.
Beli Airbus Rp 233 triliun, dari mana duit Rusdi Kirana?