Sebagian dari Anda sudah pernah menjajal trekking ke Danau Kelimutu, namun sebagian mungkin masih bermimpi untuk mengunjunginya. Taman Nasional Kelimutu merupakan taman nasional terkecil dari enam taman nasional di Bali dan Nusa Tenggara. Akan tetapi, ukurannya tidak begitu penting ketika Anda menyaksikan keindahan alam yang ditawarkan taman nasional ini.
Di sini terdapat tiga danau yang terletak di puncak Gunung Kelimutu, dengan nama yang sama dan populer dikenal sebagai Danau kelimutu. Setiap danau memiliki warna dan arti masing-masing. Ketiga danau itu diyakini merupakan tempat bersemayam roh-roh dan diyakini memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Menurut Wikipedia, Danau Kelimutu dipopulerkan seorang warga Belanda bernama Van Such Telen pada 1915. Keindahannya semakin dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan keindahan dan perubahan warna air danau tersebut dalam tulisannya pada 1929.
Pemandangan indah di sepanjang jalan menuju lokasi danau sangatlah indah. Danau paling barat bernama Tiwu Ata Mbupu yang berarti ‘danau jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal’. Danau yang berada di tengah disebut Tiwu Nuwa Muri Koo Fai atau ‘danau untuk jiwa muda-mudi yang telah meninggal’. Sementara danau paling timur disebut Tiwu Ata Polo atau ‘danau untuk jiwa-jiwa yang selalu melakukan kejahatan’. Warna ketiga danau tersebut selalu berubah-ubah.
Ada danau lain di dunia ini yang dapat berubah warna seperti Danau Biru di Gunung Gambier, Australia Selatan, dengan perubahan warna biru menjadi abu-abu dan dapat diprediksi. Ada pula Danau Yudamari di Gunung Nakade, Jepang, yang berubah dari warna hijau toska menjadi hijau.
Perubahan warna air Danau Kelimutu sendiri tidak dapat diprediksi. Kadang-kadang, warnanya biru, hijau, dan hitam sedangkan di lain waktu bisa berwarna putih, merah, dan biru, lalu beberapa waktu kemudian berwarna coklat tua.
Secara ilmiah perubahan warna Danau Kelimutu merupakan faktor kandungan mineral, lumut, dan batu-batuan di dalam kawah dan pengaruh cahaya matahari. Para ilmuwan yakin bahwa danau ini terbentuk dari erupsi gunung vulkanik pada zaman purba. Fenomena ini telah menarik perhatian para ahli geologi karena keberadaan danau yang memiliki tiga warna yang berbeda namun berada di gunung yang sama ini. Masyarakat lokal Moni yakin bahwa orang-orang yang tinggal di sekitar danau telah berbuat jahat hingga danau mengalami perubahan warna, seperti dilansir Indonesia Travel.
Masyarakat lokal yakin bahwa danau ini merupakan tempat jiwa orang yang sudah meninggal beristirahat. Area Kelimutu dikelilingi hutan yang ditumbuhi beragam tumbuhan yang jarang ditemukan di tempat lain di Flores. Selain pohon pinus, terdapat juga tumbuhan paku, tumbuhan marga Casuarina, redwood, dan bunga edelweiss.
Hutan pinus tumbuh subur di ketinggian Gunung Kelimutu. Area lain dari gunung ini tandus dengan pasir dan tanah yang tidak stabil. Masyarakat setempat yakin bahwa Gunung Kelimutu merupakan gunung kramat dan merupakan sumber kesuburan bagi tanah di sekitarnya.
Untuk melihat keindahan tersebut, Anda dapat melakukan perjalanan dengan mobil sewaan berkapasitas tujuh kursi dapat membuat Anda terhibur dengan pemandangan mengesankan disepanjang jalan selama beberapa jam. Perjalanan berliku yang menghubungkan pulau sepanjang 350 kilometer ini bagaimanapun juga merupakan harga yang pantas untuk keindahan panorama Flores yang patut untuk diperbincangkan.
Anda juga bisa menggunakan pesawat terbang Kupang-Ende selama sekira 40 menit atau Bima-Ende selama sekira 90 menit. Selanjutnya, dari Ende ke desa terdekat, yaitu Desa Koanara sekira 93 km (sekira 3 jam). Kemudian, dari Desa Koanara-Desa Koposii-Desa Manakuko-Puncak Danau-Kelimutu berjalan kaki sekira 2,5 jam.
Danau Tiga Warna, si Cantik dari Kelimutu