Krisis Yunani berimbas pada alokasi obat-obatan

krisis yunani berimbas pada alokasi obat obatan 300x150 Krisis utang Yunani yang telah berlangsung selama enam tahun telah menyebarkan imbasnya semakin luas. Kali ini alokasi obat-obatanlah yang menjadi korban.


Menurut laporan CNN, ribuan orang sakit di Yunani terancam terbengkalai. Contohnya saja Karadona (45) yang tengah berjuang melawan kanker yang dideritanya selama enam tahun terakhir.


“Saya sudah berjuang melawan kanker selama enam tahun terakhir. Sekarang saya tidak bisa menemukan obat yang saya butuhkan. Memastikan bahwa saya mendapatkan perawatan setiap dua minggu sekali merupakan penentuan hidup dan mati,” ujar Karadona seperti yang dikutip CNN, Rabu (13/3).


Beberapa perusahaan farmasi internasional diketahui telah membatasi pasokan obat-obatan ke Yunani. Hal ini disebabkan oleh banyak perusahaan farmasi yang cenderung memilih dibayar dengan uang tunai daripada dengan kredit.


Meskipun negara para filsuf tersebut mendapatkan dana talangan dari Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF, Menteri Kesehatan Yunanni Andreas Lykouretzos mengaku negara tersebut ternyata juga berutang kepada perusahaan obat-obatan sekitar USD 2,6 miliar (Rp 24,2 triliun).


Ketua Asosiasi Perusahaan Farmasi Yunani, Konstantinos Frouzis mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan farmasi di Yunani telah menuju jalan buntu. “Tidak mungkin kami terus berbisnis jika tidak ada uang tunai yang berputar dalam keuangan kami,” ujar dia.


Dalam sistem Yunani, pelanggan dapat membeli obat-obatan yang penting dari toko farmasi kemudian diganti oleh negara. Sementara di toko obat dan rumah sakit milik negara, obat-obatan diserahkan secara gratis.


Sebanyak 13 perusahaan sedang diinvestigasi. Delapan di antaranya diketahui telah mengurangi pasokan obat-obatan.


Satu tim yang mewakili kreditur Yunani saat ini tengah mengukur progres dan menyusun rencana mereka ke depan. Seperti diketahui, anggaran untuk obat-obatan telah dipotong sejak tahun lalu.



Krisis Yunani berimbas pada alokasi obat-obatan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More