Telah umum diketahui bahwa perekonomian dan pertumbuhan ekonomi China merupakan yang kedua terbesar di dunia. China dulu mempunyai pendapatan per kapita mencapai USD 7,5 triliun, separuh jika dibandingkan dengan negara urutan pertama yaitu Amerika Serikat dengan pendapatan perkapita mencapai lebih dari USD 15 triliun. Posisi China di panggung dunia bergerak sangat cepat, kini posisi tersebut telah berubah.
Dalam waktu tiga tahun, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) percaya bahwa perekonomian China akan melampaui Amerika Serikat. Dengan demikian, ketika Barack Obama turun jabatan sebagai presiden, maka penggantinya kelak tidak lagi akan memimpin negara dengan pertumbuhan ekonomi terkuat di dunia sejak Perang Dunia II. China diproyeksi akan mengalahkan Amerika Serikat pada 2020 mendatang.
Tahun lalu, China berhasil mengalahkan Jerman dalam jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan wisata. Warga negara kelas menengah China lebih banyak melakukan perjalanan keluar negeri, berbelanja barang-barang mewah di Eropa, dan mengunjungi tempat-tempat wisata kelas dunia seperti Disney World.
Menurut United Nations World Tourism Organization, para wisatawan asal China tersebut setidaknya menghabiskan USD 102 miliar atau sekitar Rp 994,2 miliar tahun lalu, atau meningkat dari tahun 2011 yang sebesar USD 73 miliar.
Melonjaknya jumlah wisatawan China ini terjadi ketika perekonomian negara Tirai Bambu itu melambat akibat terpuruknya ekonomi Eropa dan terjadi pergeseran dalam kebijakan ekonomi dalam negeri. Kendati demikian, China tidak perlu mendorong pertumbuhan ekonominya hingga 10 persen, pertumbuhan 7,5 persen sudah cukup untuk mendorong China menduduki peringkat puncak negara dengan pertumbuhan ekonomi paling kuat sedunia.
Menurut penelitian terbaru dari PBB, China telah lebih jauh melebihi pesaingnya dalam dunia manufaktur, yaitu menghasilkan USD 2,9 triliun per tahun dibandingkan AS yang sebesar USD 2,43 triliun. “Pada tahun 2011, output manufaktur China melonjak sebesar 23 persen sementara output manufaktur di AS hanya meningkat sebesar 2,8 persen,” kata American Enterprise Institute Mark Perry seperti dilansir Forbes, Sabtu (6/4).
Pada tahun 2012, Federal Reserve mencatat pertumbuhan manufaktur AS merosot ke 1,7 persen.
Saat ini, China memegang kendali perekonomian Asia, dan produk buatan China memunculkan pola konsumen pecinta harga murah di Amerika. Impor AS dari Asia naik 22 persen pada bulan Februari lalu. Sebagian besar berasal dari China. Bahkan menurut Biro Perdagangan AS, negeri Paman Sam tersebut telah mengimpor barang dari China senilai USD 32,7 miliar per Februari lalu.
Kanada berada di posisi kedua dengan nilai impor USD 25,7 miliar, tapi sebagian besar merupakan impor minyak. Saat ini, China merupakan mitra dagang AS nomor tiga setelah Kanada dan Meksiko.
Selain itu, defisit perdagangan antara AS dan China semakin melebar. Pada 2012, AS mencatat defisit perdagangan terbesar dengan China sebesar USD 315 miliar, atau naik dari rekor defisit perdagangan tahun 2011 sebesar USD 295 miliar.
Saat Obama lengser, China akan ambil alih gelar AS