Ibu tersangka Bom Boston Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev yang kini tinggal di Rusia mengatakan tidak mungkin kedua anaknya itu bertanggung jawab atas kejadian yang menewaskan tiga orang dan melukai ratusan lainnya dalam peristiwa ledakan bom di Kota Boston, Negara Bagian Massachusetts, Amerika Serikat, Senin lalu.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (20/4), Zubeidat Tsranaeva berkukuh anaknya tidak bersalah dan telah dijebak oleh Biro Penyelidik Federal (FBI). Ayah mereka juga mengatakan hal sama dengan sangat emosional.
“Mereka tidak mungkin melakukannya. Tidak mungkin!” kata Anzor Tsamanaev yang tinggal di Makhachkala.
Dia juga meyakini kedua anaknya itu dijebak FBI dan jika Dzhokhar ikut meninggal tanpa ada penjelasan maka dia kian yakin kematian anaknya itu merupakan bukti ada konspirasi di balik semua ini.
“Jika anak kedua saya dibunuh, maka saya akan marah dan yakin ada sesuatu di balik ini. Polisilah yang bersalah,” kata dia.
Dia juga secara mengejutkan mengatakan kemarin dia baru berbincang dengan kedua anaknya itu sehari setelah terjadinya Bom Boston. “Semuanya baik-baik saja, ayah,” kata anaknya seperti ditirukan sang ayah.
Ketika ditanya apa harapannya bagi anak keduanya yang masih hidup, dia meminta anaknya bisa pulang ke Rusia. “Menyerahlah. Kamu punya masa depan cerah yang akan dijalani. Pulanglah ke Rusia.”
Ibu tersangka menyatakan anak tertuanya, Tamerlan, menjadi semakin relijius sekitar lima tahun lalu. “Kedua anak saya tidak bersalah dan saya tahu mereka tidak akan pernah mengatakan apa yang mereka perbuat itu.”
Tamerlan tewas dalam baku tembak dengan polisi Kamis malam dan Dzhokar tadi malam berhasil ditangkap di Watertown dalam keadaan luka serius. Dia kini dirawat di Rumah Sakit Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston.
Orang tua tersangka Bom Boston: Anak saya dijebak FBI