Mantan Sekretaris Departemen Agama DPP Partai Demokrat Ma’mun Murod Al-Barbasy menuding Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya deal khusus dengan terpidana korupsi Wisma Atlet Muhammad Nazaruddin. Dia menduga, keistimewaan yang diperoleh Nazaruddin di KPK karena kesepakatan dengan SBY.
Tidak hanya di KPK, Nazaruddin pun diduga mendapatkan keistimewaan khusus di Demokrat. Salah satunya dengan diusungnya kembali saudara Nazaruddin yakni Muhammad Nasir sebagai caleg Demokrat. Terlebih, Nasir mendapatkan nomor urut satu di daerah pemilihan Riau.
Menyikapi hal itu, Ketua Departemen Perekonomian Ekonomi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana menampik tudingan itu. Menurut Sutan, nomor urut yang disusun oleh tim internal Demokrat sudah sesuai dengan mekanisme yang adil.
“Waduh tentang deal-deal ini saya kira tidak ada,” ujar Sutan saat dihubungi, Senin (29/4).
Sutan menjelaskan, nomor urut caleg dirumuskan tidak jauh dengan yang terjadi pada Pemilu 2009 yang lalu. Termasuk M Nasir, kata Sutan, pada tahun 2009 lalu anggota Komisi III DPR itu juga dapat nomor urut 1 di Dapil Riau.
“Yang jelas tentang nomor caleg tersebut rumusnya adalah minimal sama dengan nomor tahun 2009. Untuk para incumbent sama. Seperti saya di Sumut 1, dulu saya nomor 2 ya sekarang kembali nomor 2, dan saudara Nasir dulu nomor 1 di Riau dan sekarang tetap nomor 1 juga,” tegas dia.
Selain nomor urut yang dinilai sebagai sebuah keistimewaan bagi keluarga Nazaruddin di Demokrat, Nasir pun sering kali disebut-sebut terlibat dalam sejumlah kasus korupsi. Tetapi, tetap saja diusung oleh Demokrat sebagai caleg.
Sutan berpendapat, tidak hanya Nasir yang disebut terlibat korupsi. Tetapi banyak caleg dari Demokrat yang kembali diusung meski diduga terlibat korupsi.
Selama hal itu masih sebatas dugaan, tambah dia, semua kader Demokrat punya hak diusung sebagai caleg.
“Ya kalau yang di sebut-sebut, banyak kita yang di sebut-sebut. Tapi kan belum tentu terlibat, untuk sampai saat ini semua masih punyak hak yang sama dengan yang lain,” tandasnya.
Sutan Bhatoegana bantah ada deal khusus SBY dengan Nazaruddin