KabarDunia.com – Teknologi | Dalam laporan keuangan kuartal ke-2 yang dirilis beberapa waktu lalu, BlackBerry Z10 “disalahkan” sebagai biang keladi kerugian yang diderita perusahaan pembuatnya. Karena stok Z10 yang menumpuk, BlackBerry mengalami penurunan nilai buku sebesar 934 juta dollar AS.
Singkat kata, Z10 boleh dibilang gagal di pasaran. Dulu, sebelum BlackBerry memutuskan untuk membuat perangkat itu, pendiri sekaligus mantan CEO BlackBerry Mike Lazaridis konon pernah mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap BlackBerry Z10 yang mengusung interface full-touchscreen.
Hal tersebut diungkapkan oleh laporan mendalam dari The Guardian. Alasannya, Lazaridis merasa bahwa Z10 tidak memiliki diferensiasi yang jelas untuk membedakannya dari ponsel touchscreen serupa milik Apple dan Android.
Dia berpendapat bahwa BlackBerry fokus pada keunggulannya selama ini, yaitu perangkat dengan keyboard QWERTY.
“Yang ini saya mengerti, jelas sekali bahwa ia berbeda,” ujar Lazaridis dalam suatu pertemuan dewan direksi BlackBerry pada akhir 2012, seraya menunjuk pada sebuah perangkat BlackBerry dengan keyboard. Lalu dia beralih ke ponsel layar sentuh. “Kalau ini, saya tidak mengerti.”
Lazaridis disebut mengingatkan anggota dewan direksi lain yang hadir dalam rapat bahwa mencoba terjun ke pasar yang sudah didominasi oleh ponsel layar sentuh adalah sebuah kesalahan besar, beberapa setuju dengan pendapatnya.
Toh, BlackBerry Z10 tetap meluncur dan berujung pada laporan keuangan kuartal terakhir perusahaan tersebut yang masih dirundung awan mendung.
Lazaridis sendiri bukannya tak pernah menyetujui ponsel touchscreen. Di bawah kepemimpinan duet pendiri BlackBerry Lazaridis dan Jim Balsillie, BlackBerry yang dulu bernama Research in Motion pernah merilis BlackBerry Storm pada 2008. Kemudian, pada 2011, BlackBerry meluncurkan tablet PlayBook. Nasib keduanya tak jauh berbeda dari Z10.
Pendiri BlackBerry Tak Suka Z10