PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) gagal mendapatkan lisensi penyelenggaraan jasa Mobile Virtual Network Operator (MVNO) di Arab Saudi.
Situs resmi Komisi Komunikasi dan Informasi Teknologi Arab Saudi (CITC), baru saja mengumumkan Telkom tidak masuk dalam daftar kandidat operator telekomunikasi yang maju memperebutkan tiga lisensi MNVO, seperti dilansir Antara, Minggu (2/6).
Dalam pengumuman itu, CITC menyatakan lima kandidat operator yang lolos memperebutkan lisensi MVNO adalah konsorsium Axiom Mobile, Virgin Mobile Saudi Consortium, Jawraa Consortium Lebara, FastNet Consortium, dan Safari Consortium.
Sebelumnya Telkom menyatakan tertarik melakukan ekspansi ke Arab Saudi untuk mengembangkan layanan MVNO karena di negara itu terdapat sekitar satu juta orang warga negara Indonesia.
Kegagalan di Arab Saudi ini menambah deretan hambatan ekspansi BUMN itu ke luar negeri. Sebelumnya, Telkom juga kalah tender memperebutkan lisensi seluler 3G di Myanmar.
Saat itu, Telkom kalah tender lantaran dianggap tidak berpengelaman melakukan bisnis di luar negeri. Pemerintah Myanmar memberi syarat Telkom harus mempunyai pengalaman minimal 2 tahun menjadi operator di luar negeri dan mempunyai 1 juta pelanggan luar negeri.
Di sisi lain MVNO adalah penyelenggaraan layanan jasa telekomunikasi bergerak dalam bentuk suara dan data, dimana penyelenggara tersebut tidak memiliki izin atas spektrum frekuensi atau lisensi jaringan akses, tetapi dapat menyewa atau memakai spektrum frekuensi milik Mobile Network Operator (MNO) melalui suatu perjanjian bisnis.
Saat ini Telkom baru memiliki lisensi MVNO di Hong Kong. Aksi Telkom di luar negeri dilakukan melalui anak usahanya PT Telekomunikasi International (Telin). Selain Hong Kong, perusahaan pelat merah ini berhasil merambah pasar telekomunikasi Timor Leste, Singapura, Australia dan Malaysia.
Seandainya sukses di Arab, maka Telkom bakal mendapat kontrak pengelolaan MVNO sebesar USD 1,33 juta dolar AS, atau sekitar Rp 13,039 miliar.
Telkom gagal ekspansi ke Arab Saudi