KabarDunia.com – Para ahli di Korea Selatan melaporkan banyaknya kasus ‘digital demensia’ pada remaja dan anak-anak muda. Digital demensia adalah sebuah bentuk demensia atau berkurangnya kekuatan ingatan serta otak akibat terlalu bergantungnya seseorang pada teknologi.
Para ahli menjelaskan bahwa saat ini banyak anak muda dan remaja yang terlalu menggantungkan diri pada teknologi, misalkan untuk mencatat kegiatan, mengingat tanggal, dan lainnya, sehingga mereka lebih malas menggunakan otak untuk mengingat hal-hal kecil. Remaja yang terlalu bergantung pada teknologi diketahui mengalami penurunan pada kemampuan kognitif, seperti yang terjadi pada orang yang mengalami cedera di bagian kepala atau sakit mental.
“Penggunaan smartphone dan peralatan game secara berlebihan bisa mengganggu perkembangan otak. Pengguna teknologi berat biasanya memiliki perkembangan otak kiri yang baik. Namun ini membuat otak kanan mereka terlupakan dan tak berkembang sama sekali,” ungkap Byun Gi-won, salah satu dokter di Balance Brain Centre, Seoul, seperti dilansir oleh Daily Mail (24/06).
Otak kanan berkaitan dengan konsentrasi, ingatan, serta kemampuan untuk fokus dan memperhatikan sesuatu. Otak kanan yang tak berkembang bisa menyebabkan seseorang terkena demensia, salah satu penyakit otak yang membuat penderitanya susah mengingat dan mengalami kepikunan dini.
Peneliti menekankan bahwa hal ini lebih berpengaruh pada anak-anak dan remaja dibanding orang dewasa karena otak mereka yang masih dalam tahap pengembangan. Situasi ini paling berisiko bagi remaja dan anak muda berusia 10 – 19 tahun yang menggunakan smartphone mereka lebih dari tujuh jam setiap hari.
Bergantung pada teknologi sebabkan demensia di usia muda