Selera pasar lokal dan internasional tentu berbeda. Untuk itu, material yang sama pun diperlukan pengolahan yang berbeda menyesuaikan dengan kultur negara setempat. Dan, hal itulah yang berusaha diterapkan Ardistia dan Auguste Soesastro dalam membawa desain tenun sebagai pembuka Trend Report Fall/Winter 2013/2014 oleh Fashion Group International di New York, 15 April 2013.
“Tantangannya ialah bagaimana menembus double market. Karenanya, baju yang saya desain itu mudah dimengerti dan related dengan style mereka. Apalagi di sana kan gaya hidupnya serbapraktis, instan, dan waktu sangat berharga,” tuturnya dalam konferensi pers di galeri CTI, Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, Selasa, 9 April 2013.
Untuk memenuhi target itu, Disti –panggilan akrabnya- membuat potongan busana dengan bentuk mix and match, yakni satu piece bisa untuk cocktail dan dinner.
Sementara Auguste pun tak kalah menarik. Lulusan Ecole de la Chambre Syndicale de la Couture di Paris ini menawarkan potongan-potongan cantik untuk wanita dengan memanfaatkan material tenun.
“Tenun itu nostalgic dan sentimental. Kita tahu, tapi orang luar tahu itu hanya sekadar kain. Namun itu tak masalah, hal terpenting ialah orang kagum dulu,” ungkapnya.
Guna mendongkrak kecintaan mereka, edukasi pun perlu dilakukan. Apalagi tenun dibuat dalam proses yang tidak singkat.
“Kita harus jelaskan proses pewarnaan seperti apa, jadi mereka lebih menghargai. Karya seni itu kalau diterangkan jadi lebih tinggi nilainya,” tutupnya.
Tantangan Ardistia & Auguste Bawa Tenun ke New York