Rizal Ramli kritik penghargaan FAO untuk SBY

rizal ramli kritik penghargaan fao untuk sby


Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan dari The Appeal of Conscience Foundation (ACF). ACF sendiri adalah sebuah lembaga lintas iman mengkampanyekan perdamaian, toleransi dan resolusi konflik.


Penghargaan ini ditolak oleh sebagian elemen karena SBY dianggap belum bisa menyelesaikan konflik antar umat beragama.


Tidak lama berselang, Wakil Presiden RI Boediono menerima kunjungan Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) Jose Graziano da Silva di Kantor Wakil Presiden. Tujuannya untuk menginformasikan bahwa SBY lagi-lagi akan menerima penghargaan atas prestasinya yang telah menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan serta keberhasilannya dalam memproduksi pangan. Penghargaan ini pun kembali dipermasalahkan.


“Sepertiga orang Indonesia pengangguran, mana ada indikasi pemberantasan kemiskinan,” kata mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli saat menghadiri acara diskusi di Universitas Nasional (UNAS), Sabtu (1/5).


Menurutnya pemerintah menyalahartikan arti pengangguran. Pemerintah merasa orang yang bekerja serabutan dalam artian sehari kerja dan hari berikutnya tidak kerja, maka orang itu bisa disebut mempunyai pekerjaan. Beda dengan negara Eropa, orang bekerja dalam satu minggu bekerja 48 jam.


“Jangan bilang sejahtera kalau penghasilan rakyat hanya berkisar USD 2 (sekitar Rp 18.000) per hari. Kalau sehari USD 10 baru bisa bilang berkurangnya kemiskinan,” ujarnya.


Meskipun demikian dirinya tidak menyalahkan FAO sebagai lembaga yang kredibel. Dia menilai sah-sah saja jika FAO memberikan penghargaan.


“Rakyat Indonesia yang di dalam sini lebih mengerti dan bisa menilai kalau masih banyak rakyat miskin di Indonesia,” tutupnya.



Rizal Ramli kritik penghargaan FAO untuk SBY

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More