Lebih bersyukur karena terserang kanker payudara

lebih bersyukur karena terserang kanker payudara

Lebih bersyukur karena terserang kanker payudara


Neeti Leekha Chhabra berusia 31 tahun ketika didiagnosis kanker payudara. Wanita yang bekerja sebagai asisten profesor tersebut sudah menikah selama enam tahun dan memiliki seorang putra berusia empat tahun.


Shruti Sharma Anand juga mendapati dirinya positif mengidap kanker payudara di usia yang sama seperti Neeti. Pegawai bank asal New Delhi itu malah sedang dalam usaha memiliki keturunan bersama suaminya. Kehamilan pertamanya ternyata mengalami kelainan. Usaha bayi tabung yang dilakukan pun gagal. Saat itulah Shruti menemukan bahwa ia ternyata terkena kanker.


Neeti dan Shruti adalah dua dari banyak penderita kanker payudara yang tergolong ‘masih muda’ di India. Di usia ketika mereka masih sangat produktif, mengejar karir dan keinginan memiliki anak, ternyata kanker payudara mengubah kehidupan Neeti dan Shruti sepenuhnya.


“Diagnosis kanker itu benar-benar membuatku shock. Seolah semua mimpi hancur berkeping-keping. Aku langsung fokus tentang bagaimana caranya sembuh,” cerita Shruti, seperti yang dikutip dari Indiatimes.


Selama ini kanker payudara dianggap hanya bisa menyerang wanita yang memiliki sejarah keluarga dengan penyakit yang sama. Akan tetapi baik Neeti maupun Shruti tak memiliki sejarah keluarga yang demikian.


Meskipun begitu, Neeti dan Shruti tak menyalahkan siapapun. Mereka berdua pun berusaha fokus untuk melawan penyakitnya.


Ada waktu ketika sakit fisik melebihi penderitaan mental. Bagaimana tidak, kondisi keuangan yang tidak mencukupi terkadang menjadi salah satu hambatan pasien kanker payudara untuk melakukan perawatan.


Saat Neeti dan Shruti melakukan perawatan, mereka bertemu Renuka Prasad. Wanita berusia 40-an itu juga mengidap penyakit yang sama. Anak-anaknya sudah tumbuh besar meskipun belum semuanya mendapatkan pekerjaan tetap.


Menurut Renuka, setiap wanita yang mengidap kanker payudara memang memiliki cerita dan masalah yang berbeda. Namun pada dasarnya, tujuan mereka semua sama, mengalahkan penyakitnya.


Karena merasa berada di kapal yang sama, mereka bertiga pun mulai rajin melakukan pertemuan rutin, berdiskusi tentang berbagai isu seputar kanker payudara. Kelompok tersebut yang mereka beri nama ‘Uday’ itu pun semakin berkembang pesat.


“Dari Uday, aku tahu bahwa emosi, stres, dan perasaan pasien muda dan tua sangat berbeda. Aku begitu bersyukur bisa jadi bagian dari kelompok ini,” tutur Neeti.


Dalam bahasa India, Uday berarti bangkit. Mereka bertiga yang berperan menjadi mentor pun ingin mengingatkan bagi para pasien kanker payudara yang masih muda bahwa hidup belum berakhir.


Hidup seseorang bisa berubah total karena kanker. Tidak ada pengalaman yang lebih kolosal dari melawan kematian. Namun kepercayaan diri, usaha keras, dan dukungan adalah senjata ampuh untuk melawan semua itu.


“Karena kanker, aku bersyukur karena bisa belajar banyak, aku berusaha menjalani hidup yang lebih sehat dan mengajarkan anakku tentang itu,” tutup Neeti.



Lebih bersyukur karena terserang kanker payudara

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More