Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Arief Poyuono, menganggap rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hanya akal-akalan. Bahkan, dia mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memotong anggaran pakaian dinas mencapai Rp 1 miliar, ketimbang menaikkan harga bensin.
“Harusnya SBY itu tekan harga pakaiannya yang sampai Rp 1 miliar,” kata Arief Poyuono tegas dalam acara diskusi di Penus Cafe, Jakarta, Minggu (16/6).
Arief merasa pemerintah tidak adil, lantaran setiap kali kondisi keuangan negara mengalami krisis malah selalu masyarakat yang dibebani.
“Seperti yang disampaikan bahwa ini kenaikan BBM yang berulang. Fakta sebenarnya adalah pemerintah yang liberal. Ini pemerintah yang tidak becus, karena setiap hal ini selalu masyarakat yang dibebani,” ucap Arief.
Saat ini, Arief menilai perolehan dari sektor pajak hanya lima persen dari keseluruhan pendapatan negara. Dia membandingkan beban pemerintah yang mesti dipikul pun cukup besar. Utamanya dari hutang luar negeri yang dikorupsi pemerintah sebelumnya.
“Seharusnya, diusut kasus korupsi hutang luar negeri yang dilakukan pemerintah lama. Pemerintah sekarang itu hanya senang berpesta pora di atas kesusahan rakyat,” tandas Arief.
Gerindra minta SBY potong duit baju dinas ketimbang naikkan BBM