Dipatenkan Malaysia, Becak jadi ikon lalu lintas di Indonesia

dipatenkan malaysia becak jadi ikon lalu lintas di indonesia

Dipatenkan Malaysia, Becak jadi ikon lalu lintas di Indonesia


Malaysia berencana mematenkan moda transportasi Becak Melaka. Becak dianggap sebagai identitas Melaka atau Malaysia. Pematenan itu bertujuan untuk memastikan pengangkutan wisata di negara itu tidak ditiru pihak lain. Demikian kata Kepala Jawatan Pertanian dan Pembangunan Usahawan Negeri, Datuk Hasan Abdul Rahman.

Seperti dikutip dari Asiaone, Rabu (11/6), Hasan mengatakan saat ini ada lebih dari 250 becak bernaung di bawah Persatuan Becak Pelancongan Negeri Melaka (PBPNM). “Kita mendukung penuh usaha PBPNM melindungi kendaraan mereka dengan mematenkan nilai eksklusif itu, sesuai peruntukkan undang-undang,” katanya.


Itulah cerita Becak Malaysia. Bagaimana di Indonesia? Nama becak di negeri ini sama popularnya dengan moda transportasi lain. Bahkan tahun lalu kendaraan roda tiga ramah lingkungan itu juga sempat menjadi ikon keselamatan lalu lintas yang dikampanyekan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).


Waktu itu Korlantas Mabes Polri terus mengampanyekan keselamatan berkendara dengan menggandeng para Abang Becak di seluruh Indonesia. Setelah menggelar pawai murid sekolah menggunakan 2.500 becak di Nusa Tenggara Barat, berikutnya Polri menggandeng tukang becak di Yogyakarta.


Becak memang seolah identik dengan Indonesia. Padahal, bila melongok asal usul becak, sebenarnya moda transportasi ini bukan hanya milik Malaysia atau Indonesia. Kendaraan ini juga ada di beberapa negara lain, misalnya di India, China dan Singapura. Namun konon, negara yang pertama kali menemukan becak adalah Jepang.


Kemunculan moda transportasi ini mulanya hanya kebetulan. Kisahnya dimulai pada 1869, ketika seorang pria Amerika yang menjabat pembantu di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jepang berjalan-jalan menikmati pemandangan Kota Yokohama. Suatu saat dia berpikir bagaimana cara istrinya, Eliza Weeks, yang lumpuh bisa ikut berjalan-jalan.


Dia memutar otak. Kemudian mulailah dia menggambar kereta kecil tanpa atap di atas secarik kertas. Rancangan tersebut ia kirimkan kepada sahabatnya, Frank Pollay. Pollay membuatnya sesuai rancangan Goble lalu membawanya ke seorang pandai besi bernama Obadiah Wheeler.


Orang-orang Jepang yang melihat kendaraan pribadi ditarik manusia itu menamakannya ‘jinrikisha’. Penarik jinrikisha biasanya diberi upah tiap minggu. Lama-lama, jinrikisha menarik perhatian masyarakat Jepang, khususnya para bangsawan. Pada tahun 1800-an jinrikisha akhirnya sampai ke telinga masyarakat di China.


Sejak 1870, pemerintah Jepang memberikan lisensi kepada tiga orang Jepang, yakni Izumi Yosuke, Suzuki Tokujiro, dan Takayama Kosuke untuk membuat jinrikisha. Dua tahun kemudian sekira 40.000 jinrikisha memenuhi jalanan di Tokyo, dan menjadikannya alat transportasi populer di Jepang.


Hingga dalam waktu singkat, di China jinrikisha juga dikenal sebagai kendaraan pribadi kaum bangsawan dan kendaraan umum. Kendaraan ini diberi nama ‘rickshaw’. Sementara penariknya disebut hiki. Popularitas Jinrikisha merambah beberapa negara Asia lain, termasuk Asia Tenggara; Malaysia, Indonesia, Singapura dan India.


Tetapi pada 1870 rickshaw dilarang beroperasi di seluruh jalan-jalan negeri China. Sedangkan inrikisha di Jepang nasibnya pun mirip, dilarang. Diilhami jinrikisha dan rickshaw, pada 1941 untuk pertama kalinya di kota-kota besar di Indonesia muncul becak. Hingga kini, siapa dan kapan pertama kali becak muncul di Indonesia memang belum jelas benar.



Dipatenkan Malaysia, Becak jadi ikon lalu lintas di Indonesia

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More