Awal mula Okke mencintai tenun bukan dalam waktu singkat. Puluhan tahun lalu, saat usianya masih belasan, dia sudah jatuh cinta dengan tenun.
“Awalnya saya waktu itu SMA kelas dua dikasih kain oleh almarhum nenek. Ini disimpan, katanya. Saya bilang, ‘Buat apa kain kayak ini kok disimpan’,” kenang Ketua Cita Tenun Indonesia di galeri CTI, Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, Selasa 2013).
Kain indah itu berasal dari Kompring, daerah asalnya yang berbatasan dengan Lampung.
Meski sesungguhnya tak terlalu mengerti dan menyukai kain tersebut, Okke tetap menyimpannya dengan baik. Alasannya, karena dia merupakan cucu paling besar. Alhasil, dia pun menyimpannya.
Suatu hari, ketika dia telah menikah, kain itu pun digunakannya sebagai pajangan.
“Sampai suatu hari setelah menikah, saya berpikir apa ya yang harus saya pajang di dinding biar agak aneh. Ya sudah, saya buka itu kain dari nenek dan saya pajang. Pas dilihat-lihat, kok kayak gini ya. Nah, kebetulan juga saya suka baca dan ketemulah soal itu tekstil. Awalnya itu menemukan tentang perjalanan budaya. Ya sudah, dari situ saya mulai tertarik,” tutupnya.
Okke Rajasa Jatuh Cinta dengan Tenun sejak SMA