Ini sekolah bangkrut yang akan dibeli Jokowi-Ahok

ini sekolah bangkrut yang akan dibeli jokowi ahok

Ini sekolah bangkrut yang akan dibeli Jokowi-Ahok


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak mau kualitas dan mutu pendidikan menurun. Serumit apapun masalah di Jakarta, untuk urusan pendidikan tetap harus jadi yang utama.


Salah satu cara yang dilakukan dengan menyelamatkan sekolah-sekolah swasta yang diketahui ada masalah keuangan dan akan bangkrut. Setelah dibeli, nantinya sekolah swasta ini akan beralih menjadi milik daerah.


Menurut Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, sampai saat ini ada dua sekolah swasta yang sudah tercatat akan dibeli. Satu di kawasan Jakarta Barat dan satu lagi di wilayah Jakarta Utara.


Untuk di Jakarta Utara, pria yang akrab disapa Ahok itu masih merahasiakan sekolah swasta mana yang akan dibelinya. Sedangkan yang di Jakarta Barat, Ahok berencana membeli SMK Dewi Sartika di Jalan Tanjung Duren I Kompleks Green Ville, Blok AY nomor 1.


Saat kami mengunjungi sekolah itu, isu bangkrut dan pemindahan tangan ke Pemprov DKI rupanya tak mengganggu kegiatan belajar dan mengajar. Gedung berwarna biru dengan dua lantai itu kondisinya juga masih sangat layak. Tak ada atap rusak atau plafon jebol.


Sekolah ini sudah berdiri sejak tahun 70-an, tepatnya di zaman Gubernur Ali Sadikin. Sekolah dengan 450 siswa itu memiliki 15 ruang kelas, dua laboratorium komputer, musala dan lapangan olahraga yang cukup luas. Satu tingkat kelas ada lima ruangan.


Di ruangan kelas tak dilengkapi fasilitas pendingin ruangan alias AC. Siswa di sekolah itu sebagian besar dari kalangan menengah. Hanya saja, sejak tahun 2010 jumlah siswa yang mendaftar memang mengalami penurunan.


“Tahun ini 170 siswa kelas XII sudah keluar. Dan siswa kelas X yang mendaftar sudah dua kelas,” kata Kepala SMK Dewi Sartika, Bambang Sumiran, kepada merdeka.com, Jumat (14/6).


Bambang menjelaskan sebenarnya, sepengetahuan dirinya kondisi keuangan di sekolah itu tak ada masalah. Hanya saja, masalah yang terjadi adalah pengurus Yayasan Dewi Sartika pusat yang berkantor di Tebet dan di Tanjung Duren tampaknya terjadi miskomunikasi.


“Karena kan yang kelola di sini dan di Tebet kan orangnya beda. Yang di Tebet ibunya, dan yang di Tanjung Duren anaknya. Nah saya lihat sepertinya, ada informasi soal keuangan yang tidak sinkron. Informasi dari sini gak sampai ke sana, akhirnya pusat berpikir keuangan di sekolah kita ada masalah dan nggak lancar,” ungkap Bambang.


Bambang sangat yakin kondisi keuangan di sekolah binaannya itu, bisa menghidupi sekolah. Malah, menurut pengakuannya, dari uang Sumbangan Pendidikan Pembinaan (SPP) siswa sekolah sudah untung.


“Sebenarnya saya lihat secara teori murid mampu menghidupi sekolah. Malah tahun ini keuangan sekolah surplus, SPP kita Rp 170.000 dikali jumlah siswa, hasilnya untung nggak ada kekurangan,” tambahnya.


Lalu seperti apa sebenarnya masalah antara yayasan pusat dan di Jakarta Barat? “Saya nggak tahu kalau itu. Mungkin soal kebijakan, dalam masalah ini ibu dan anaknya nggak klop,” tegas Bambang.


Ramainya isu penjualan ini rupanya tak diketahui murid. Oleh karena itu, lanjut Bambang, ada baiknya Pemprov DKI membicarakan pihak rencana ini lebih dulu ke yayasan dan sekolah terkait, yang dilempar ke publik.


“Sebenarnya kita nggak berharap dijual. Tapi itu kembali lagi ke kebijakan yayasan. Karena isu jual beli ke pemprov ini sebenarnya sudah lama, tapi anehnya kita merasa selama ini hak-hak kita terpenuhi semua dan nggak ada pembicaraan soal bangkrut,” tandasnya.



Ini sekolah bangkrut yang akan dibeli Jokowi-Ahok

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More