Pemerintah memastikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan diberlakukan. Namun, memang pemerintah belum memberikan bocoran mengenai kapan kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan.
Meski belum ditentukan kapan kenaikan harga BBM, namun sudah terlihat beberapa pedagang pasar mulai bersiap menaikkan harga jual. Komoditas sektor pertanian diprediksi akan mengalami kenaikan harga yang signifikan pasca naiknya harga BBM.
“Pasti yang paling naiknya tinggi sektor pertanian. Pasalnya, ini langsung berdampak bagi pelaku pasar seperti bahan sembako. Pasti semakin menjerit saja para pedagang,” ujar Sekretaris Jendral Asosiasi Pasar Se-Indonesia Ngandiran saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (16/6).
Selain itu, lanjutnya, harga yang akan mengalami kenaikan ialah komoditas olahan seperti mie atau tempe. Hal ini disebabkan, mesin pabrik juga menggunakan BBM.
“Sehingga dampaknya juga pasti ujung-ujungnya ke rakyat kecil,” jelas dia.
Dia menilai, kenaikan harga BBM pasti menurunkan daya beli masyarakat. Apalagi saat ini berdekatan dengan hari raya Lebaran dan masa liburan sekolah.
“Ini menyakitkan bagi pedagang, terutama petani, nelayan yang hidupnya serba tidak berkecukupan. Pasti sekarang bukan nangis lagi rakyat kecil tapi sudah tidak ada air matanya lagi mungkin,” ucapnya.
Sebelumnya, rapat Badan Anggaran (Banggar) di DPR sudah menyetujui skema bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi naiknya harga BBM. Kompensasi menjadi salah satu syarat pada implementasi kenaikan harga BBM.
Meski ada koreksi berupa pemangkasan waktu pelaksanaan, mayoritas parpol telah menyatakan kata sepakat. Hasil rapat Banggar kemudian dibawa menuju rapat paripurna senin besok (17/6) untuk mendapat pengesahan.
Harga komoditas pertanian meningkat tajam karena dampak BBM