KabarDunia.com – Nasional | Usai dilantik oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung melakukan aktivitas untuk menyambangi warga Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang yang dikenal sebagai masalah rob air laut. Blusukan itu dilakukan Ganjar usai pelantikan dan acara tasyakuran di Kantor DPD PDI Perjuangan Jateng Panti Marhen Jalan Brigjend Soediarto, Kota Semarang.
Sekitar pukul 16.45 WIB, Ganjar yang hanya ditemani istrinya dengan mengendarai mobil Avanza Hitam khasnya menyusuri sekitar Kampung Cilosari, Kelurahan Kemijen, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jateng. Di sana, Ganjar bertemu dengan beberapa pengurus dan Kepala Kelurahan Kemijen yang menjelaskan persoalan rob.
Rob itu datang tak kenal waktu jika laut di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas mengalami pasang, maka Kali Banger yang merupakan hilir laut langsung meluap di kawasan padat penduduk.
Rasmini (44) salah satu warga setempat mengungkapkan kepada Ganjar bahwa jika rob terjadi, walaupun sudah dilakukan pembangunan talud dan dipasang pompa air namun masih saja terjadi banjir. Sehingga warga harus setiap saat siap untuk melakukan kerja bakti membersihkan kampung akibat rob ini.
“Memang sudah dipasang pompa air, tetapi kalau listriknya mati dan terjadi rob, wah rumah kita langsung kemasukan air rob yang berasal dari laut. Makanya kami mengimbau bapak Ganjar untuk bisa meninggikan talud karena talud yang dibangun hanya terpaut lima meter dari air laut yang pasang atau rob di Kali Banger,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan warga itu, Ganjar menyatakan dirinya datang ke kampung yang dikenal langganan dengan banjir karena air pasang laut ini mendengar keluhan dari warga. Terutama terkait permAsalahan banjir akibat rob ini yang setiap saat mengancam warga dan menjadikan warga yang tinggal di sekitar jembatan layang tol Jakarta-Semarang dan
di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas itu menjadi kumuh.
“Saya akan telepon Wali kota Semarang mas Hendi (Hendrar Prihadi) untuk melakukan peninjauan kembali kondisi talud dan fungsi pompa air untuk dimaksimalkan. Selebihnya, kalau perlu penanggulangan harus ditanggulangi ternyata masih ada masalah. Kalau model tanggulnya cuma setinggi itu sama juga ndobos (bohong),” ungkap Ganjar.
Ganjar menambahkan, harus dikaji lebih lanjut apakah standar pompa yang dipasang sudah memenuhi persyaratan dan standar nya apakah layak untuk digunakan atau tidak. Apalagi, saat ini beberapa rumah di sekitar Kali Banger itu rata-rata sudah tidak layak huni.
“Harus dicari tahu itu, siapa yang membeli pompa sepertinya tidak layak. Jika memang harus dilakukan penanggulangan kembali, maka saya akan bicara dengan Wali kota apakah ini permasalahan kota atau propinsi. Jika permasalahan propinsi, saya prioritaskan akhir tahun akan kita ajukan di anggaran perubahan. Tinggal diketok besok. Bulan Agustus diajukan, bulan September kalau bisa harus beres. Sehingga kalau cepet-cepet kita bisa tangani di ujung tahun ini bisa beres,”
Usai dilantik, Ganjar langsung blusukan di kampung kumuh