Indonesia boleh menjadi negara ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi tinggi. Namun, dalam hal pencapaian peringkat surat utang, Indonesia disalip oleh Filipina yang telah berhasil memperoleh gelar investment grade dari Standard & Poor’s. Padahal, Indonesia sudah menanti titel tersebut sejak 1998 lampau.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik Haryadi B Sukamdani mengatakan Filipina mempunyai kelebihan pada kepemimpinan Benigno Aquino. Haryadi mengatakan, Aquino pintar membaca situasi dan memanfaatkan momentum sehingga ekonomi negara di atas pulau Kalimantan itu semakin maju pesat.
“Presiden Benigno Aquino mempunyai ketrampilan untuk mengambil momentum yang baik sehingga SDM di Filipina dapat diarahkan dengan baik. Tentunya ini juga disertai dengan dukungan rakyatnya,” jelas dia saat dihubungi, Minggu (5/5).
Momentum tersebut, menurutnya merupakan salah satu strategi yang dilakukan Filipina guna menggenjot perekonomian negaranya agar jauh lebih maju. “Mereka mempunyai inisiatif guna menyiasati ekonomi negaranya dan itu yang tidak dipunyai oleh Indonesia. Kita ini selalu mengabaikan momentum yang ada,” katanya.
Dia menilai situasi ini menunjukkan Indonesia yang tidak peka dengan kebijakan yang telah ditetapkannya. “Indonesia bisa disalip Filipina karena salah satunya pemerintah telah memutuskan kenaikan harga BBM. Itu kan seharusnya momentum sejak 2011, kenapa tidak terlaksana hingga saat ini,” ujar Hariyadi.
Kendati demikian, tahun ini Indonesia dinilai sudah cukup membuktikan pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Namun, hal itu merupakan cermin dari kematangan konsumen di Indonesia. Sayangnya, kematangan ini tidak disambut baik oleh pemerintah. Pemerintah masih minim dalam berperan untuk meningkatkan ekonomi Indonesia.
“Sebenarnya kita ini sudah cukup baik tapi karena masyarakat sudah matang bukan pemerintah yang mengarahkannya,” tambah dia.
Dengan begitu, Kadin mengharapkan Indonesia tidak berhenti sampai di sini. Indonesia, kata dia, masih mempunyai banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Apabila semua dapat dilewati maka pertumbuhan ekonomi tinggi dan kuat dapat tercapai.
“Mudah-mudah pemerintah dapat mengarahkan SDM dan dukungan rakyatnya agar jauh lebih baik ke depannya,” tutupnya.
Sebelumnya, perekonomian Filipina saat ini mulai menyalip perekonomian Indonesia. Filipina telah berhasil meningkatkan peringkat utang dan memacu pertumbuhan mereka.
Filipina di bawah pimpinan Presiden Benigno Aquino telah mendahului Indoensia menyandang status investment grade dari Standard & Poor’s (S&P), melangkahi Indonesia di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dikutip dari situs Bloomberg, S&P menaikkan rating utang jangka panjang Filipina menjadi BBB- dari peringkat sebelumnya BB+ dengan outlook stabil. Sedangkan Indonesia turun menjadi peringkat BB+ dengan outlook stabil, setelah sebelumnya di level BB+ dengan outlook positif.
Alasan ekonomi Filipina bisa salip Indonesia