Industri penerbangan di Indonesia terus menggeliat seiring tumbuhnya masyarakat kelas menengah. Maskapai penerbangan berlomba-lomba menarik penumpang dengan memberikan fasilitas yang nyaman. Misalnya salah satu maskapai Indonesia, Lion Air belum lama ini meluncurkan Batik Air yang memberikan layanan full service untuk menyaingi Garuda Indonesia.
Persaingan yang ketat antar maskapai tersebut ternyata menghasilkan inovasi baru dalam penerbangan Indonesia. Beberapa maskapai, sebut saja Garuda Indonesia dan Lion Air, berlomba untuk mendapat izin pemasangan wi-fi di pesawat. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memanjakan para penumpang ketika berada di udara.
Salah satu penerbangan pelat merah Garuda Indonesia mengaku tidak takut bersaing dengan maskapai lain termasuk Batik Air yang merupakan maskapai sekelasnya. Bagi Garuda, persaingan ini akan menjadi tantangan dan menciptakan strategi sendiri di maskapainya.
“Tentunya kita akan mengimprove produk service kita, kita akan menyiapkan berikan pelayanan lebih bagus ke penumpang-penumpang kita,” ucap Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Kamis (2/4).
Berbeda dengan Garuda, maskapai penerbangan murah atau LCC (Low Cost Carrier) AirAsia juga mempunyai strategi untuk menarik penumpang. Chief Operating Officer AirAsia Indonesia Ridzki Kramadibrata pernah mengatakan pihaknya selalu memberikan layanan service dan layanan serta kenyamanan terbaik untuk penumpangnya. Walaupun demikian, maskapai tersebut mengaku tetap mengutamakan masalah keselamatan atau safety.
“Budaya kita memberikan service yang terbaik kenyamanan dan keamanan. Keamanan menjadi budaya kita karena untuk safety itu adalah utama dan pertama. Kalau bisa keselamatan ini ini nomor nol sebelum nomor satu,” ucapnya.
Pemasangan wi-fi dan penggunaan telepon di udara adalah salah satu inovasi yang akan digunakan maskapai dalam menarik penumpangnya. Garuda Indonesia optimis akan mendapat izin dari Kementerian Perhubungan dalam pemasangan wi-fi di pesawat ini. Namun setelah itu Garuda harus mendapat izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Tidak berhenti di situ, maskapai kelas murah Lion Air juga akan mengikuti strategi Garuda Indonesia untuk memasang fasilitas layanan internet di pesawatnya. Maskapai kelas murah tersebut bahkan telah menggandeng anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Telkomsel untuk mengembangkan layanan sistem komunikasi di udara. Lion Air bahkan merogoh kocek hingga USD 2,5 juta hanya untuk memanjakan penumpang tersebut.
Namun apakah keputusan maskapai untuk memasang wi-fi memanjakan penumpang tersebut berbahaya?. Pengamat penerbangan Alvin Lie menuturkan, penggunaan teknologi wi fi dalam pesawat sudah teruji aman dan tidak perlu diragukan. Karena wifi yang digunakan di udara tidak sama dengan yang digunakan di darat, seperti kita gunakan wifi biasa,” kata Alvin beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, tingkat keamanan dipastikan dari proses dan cara pemasangan alat. Pesawat yang akan dilengkapi wifi harus dirombak dan dipasang semacam dinding pengaman. Tujuannya agar sinyal wifi tidak bocor ke jalur komunikasi dan navigasi.
“Selama prosedur dan proses pemasangan dijalankan dengan baik, itu tidak akan ada masalah. Karena kan saat pemasangan ada proses pengawasan yang ketat,” jelasnya.
Namun apakah inovasi dari maskapai ini benar benar telah memanjakan penumpang?, dan apakah di atas udara para penumpang memerlukan internet dan telepon?
Persaingan fasilitas maskapai manjakan penumpang