Kamis (2/5), seorang pria 55 tahun di sentral China meninggal akibat virus flu burung jenis baru H7N9, sehingga jumlah seluruh korban meninggal telah mencapai 27 orang.
“Virus H7N9 yang telah menginfeksi 127 orang di China, merupakan ancaman bagi dunia kesehatan dan harus ditanggapi dengan serius,” kata para ilmuwan, hari Rabu lalu (1/5), seperti dilansir Reuters.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berbasis di Jenewa menyebut H7N9 sebagai salah satu virus paling mematikan, tetapi belum ada bukti yang menunjukkan adanya penularan virus dari manusia ke manusia.
Korban terakhir, sebagaimana dilaporkan kantor berita Xinhua, yang berasal dari tenggara Provinsi Jiangxi – bermarga Jiao – telah meninggal di Provinsi Hunan. Biro Kesehatan Hunan menulis dalam situsnya, pria yang berprofesi sebagai penjual daging babi rebus itu didiagnosis terinfeksi H7N9 pada tanggal 26 April.
Seorang petani 69 tahun, juga dari Hunan, adalah orang terakhir yang terinfeksi virus. Sejauh ini, ada sekitar 26 orang yang berhasil pulih setelah tertular virus tersebut.
Para ilmuwan China telah mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa virus H7N9 telah ditularkan ke manusia dari ayam. Pekan lalu, seorang pria di Taiwan yang terinfeksi H7N9 menjadi kasus flu pertama yang terjadi di luar daratan China. Dia terserang virus tersebut saat bepergian ke China.
Virus H7N9 kembali makan korban, 27 orang meninggal