Koalisi Barisan Nasional membantah terlibat dalam pemasangan spanduk anti-Kristen pada kampanye pemilihan umum Malaysia kemarin.
“Kami ingin Komisi Pemilihan Umum mencopot spanduk itu sesegera mungkin,” kata Sekretaris Jenderal Barisan Nasional Adnan Tengku Mansor, seperti dilansir situs asiaone.com, Kamis (2/5).
Menurut Adnan, spanduk itu menghina umat Kristen supaya tidak memilih Barisan Nasional pada pemilu yang akan digelar 5 Mei mendatang.
Dia menambahkan, Barisan Nasional tidak akan memasang spanduk semacam itu pada kampanye karena mereka selalu berupaya mempersatukan bangsa.
“Kami berharap semua partai bertanggung jawab dan tidak menggunakan tindakan buruk untuk memenangkan pemilu karena itu akan merusak keharmonisan, persatuan, dan kesejahteraan,” kata dia.
Adnan juga mengimbau warga Malaysia untuk melaporkan jika mereka melihat spanduk itu di mana pun berada atau siapa yang memasangnya.
Sebelumnya organisasi Federasi Kristen Malaysia (CFM) menyatakan resah akibat kemunculan spanduk anti-Kristen itu.
Sebuah foto spanduk anti-Kristen beredar di media sosial dengan tulisan “Maukah kita melihat anak cucu kita bersalat di rumah Allah?”
Gambar itu juga memperlihatkan dua gereja dengan tanda salib dan bertuliskan “Gereja Allah”
Ketua CFM dan Komite Eksekutif Eu Hong Seng mengatakan pesan dalam spanduk itu secara terang-terangan mengadu domba kelompok muslim dengan Kristen setelah Mahkamah Agung Malaysia membolehkan penggunaan kata Allah bagi kaum non muslim.
“CFM dan pemimpin Kristen lainnya sejak dulu adalah bumiputra dan menggunakan bahasa Malaysia, termasuk di Alkitab saat menyebut kata Allah. Selama berabad-abad itu tidak jadi masalah hingga muncul kasus sekarang ini,” kata dia.
Dia mendesak KPU mencopot segera spanduk itu dan meminta polisi menyelidiki kasus ini.
Spanduk anti-Kristen beredar di kampanye pemilu Malaysia